Keajaiban Puasa
Matematika Al-Qur’an
Syahru dalam bahasa Indonesia berarti bulan. Kata syahru disebut 12 kali dalam Al-Qur’an. Ternyata ini adalah rahasia Tuhan, bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan. Kata ayyam berarti hari-hari. Disebutkan 365 kali di dalam Al-Qur’an. Lagi-lagi ini jumlah hari dalam satu tahun lebih kurang 365. Sedangkan dalam bentuk kata tunggal kata yaum yang berarti hari, disebutkan sebanyak 30 kali di dalam Al-Qur’an. Jumlah kata itu menunjukkan banyaknya hari dalam satu bulan. Subhaanallah...Inilah matematika yang tersingkap dari Al-Qur’an. Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam 17 Ramadhan di Gua Hira, di bukit Jabal Nur dengan perantaraan Malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah pedoman hidup untuk keselamatan umat manusia di dunia dan di akhirat.
Ramadhan berasal dari sejumlah gugus kata aksara Arab. Secara harfiah berarti pembakaran. “Ramadha” berarti membakar. Secara maknawiah Ramadhan berarti masa pembakaran dosa-dosa dengan menahan lapar dan dahaga serta hal-hal yang membatalkan puasa agar terwujud sifat taqwa. Taqwa berarti kemampuan mengerjakan hal-hal yang diperintahkan Allah serta menjauhi semua larangan-Nya.
Ramadhan berasal dari akar kata Ra, Ma, Dha dan Nun. Ra maksudnya berpuasa karena “Ridhallah”, artinya puasa untuk mencari ridha Allah. Bukan karena manusia. Puasa adalah rahasia antara mukmin dengan Allah. Sebab betapa bisa seorang berbohong dia berpuasa atau tidak dan hanya dirinya serta Allah saja yang tahu. “Puasa itu untuk-Ku,” kata Allah.
Ma maksudnya “Maghfiratullah”, artinya ampunan dari Allah.
Ramadhan adalah bulan perlombaan untuk mencapai derajat taqwa. Karena sebuah perlombaan, maka ada hadiahnya. Hadiahnya adalah taqwa. Sebaik-baik pakaian atau perhiasan adalah taqwa.
Karena Ramadhan bersifat lomba tentu ada yang kalah dan ada yang menang. Yang menang biasanya berjumlah amat sedikit.
Kita tentu tidak mau kalah dalam ibadah puasa. Karena kalau kalah, sama saja dengan lapar dan dahaga yang sia-sia. Kalau hal itu yang terjadi maka kita rugi besar.
Akar kata terakhir dari Ramadhan adalah nun. Nun menyiratkan “Nikmatullah, artinya nikmat dari Allah. Bagi orang yang berpuasa, tegukan pertama ketika berbuka puasa betapa nikmatnya. Terlebih nikmat kegembiraan mendapat ridha dan surga-Nya kelak. Sesedikit apapun harta benda akan besar artinya. Bahkan secara psikologis puasa mendekatkan hubungan antara si kaya dan si miskin.
Di dalam Ramadhan juga ada malam lailatul qadar. Malam ini adalah malam kenikmatan bagi umat Muhammad SAW. Karena malam kemuliaan lebih baik nilainya dari ibadah 1000 bulan atau 84 tahun.
Hikmah puasa secara medis
Dalam keadaan normal, tubuh kita mendapatkan energi dan nutrisi yang berasal dari luar tubuh, melalui makanan, minuman dan radiasi. Bagaimana ketika kita sedang puasa di siang hari?
Ketika kita puasa di siang hari, dimana tidak ada asupan makanan, aktifitas akan membakar energi hingga habis. Pertama-tama energi diperoleh dari glukosa hasil makan (sahur). Setelah habis, energi diperoleh dari glikogen dalam darah. Bila kandungan glikogen berkurang, baru otak menyatakan lapar dan otak menyuruh kita makan. Bila kita sedang berpuasa otak akan menghidupkan program autolisis.
Apakah Autolisis itu?
Semua makhluk bumi (ular, sapi, ulat, jerapah, gajah, lebah dan semua makhluk hidup lainnya) dibekali dengan sistem (fithrah) autolisis yang khas. Secara sederhana autolisis adalah sistem automatisasi dalam tubuh yang memformat ulang kondisi tubuh ke kondisi ideal. Apa yang terjadi dengan Autolisis pada manusia?
Ketika autolisis diaktifkan, maka ia segera beraksi :
1. Autolisis akan mencari database rancangan dasar (fithrah) manusia. Secara keseluruhan ada sekitar 50 trilliun sel penyusun tubuh yang terdiri dari sekitar 200 jenis sel. Autolisi berbekal data detail setiap sel tubuh.
2. Autolisis mengerti bagaimana seharusnya kondisi sehat dari setiap jenis sel, di bagian tubuh mana seharusnya sel itu berada, berapa banyak jumlah tiap jenis sel yang ideal bagi tubuh. Selanjutnya ia akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar fithrah, mengubah asam amino dan asam laktat menjadi gula.
Bila sel-sel liar habis, ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi lemak) menjadi keton.
Dengan demikian Autolisis akan menghilangkan sel-sel rusak, mati dan benjolan tumor serta timbunan lemak yang sering menjadi sarang zat beracun.
Sistem Pencernaan istirahat
Sel-sel liar dan lemak yang telah dihancurkan akan dibawa ke hati. Saat kita puasa, hati tidak disibukkan oleh makanan hasil serapan dari usus. Oleh karena itu hati akan bekerja penuh menyaring racun-racun hasil autolisis. Yang selanjutnya racun akan dibuang keluar tubuh, disinilah proses detoksifikasi (penghilangan racun) terjadi.
Lalu darah akan dipenuhi energi dan nutrisi yang sehat dan berkualitas tinggi. Sehingga penggantian sel mati, perbaikan sel rusak, dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima. Tubuh kita segera memiliki sel-sel baru dengan kualitas fithrah, sehat dan berfungsi baik kembali.
Ketika kita berpuasa, energi yang dihemat dari sistem pencernaan, akan digunakan untuk aktifitas sistem kekebalan tubuh dan proses berpikir oleh otak.
Dengan puasa, penyakit lebih mudah disembuhkan, dengan puasa kita lebih mudah menerima pelajaran maupun saat berpikir.
Autolisis hanya terjadi dengan Niat
Autolisis hanya akan aktif bila kadar glikogen darah berkurang dan otak menyimpulkan bahwa kita lapar dan harus makan, dan kita berniat tidak makan alias berpuasa.
Autolisis tidak akan terjadi ketika tidak ada niat berpuasa, saat kita lapar otak memerintahkan organ-organ pencernaan bersiap-siap maka, liur, lambung, hati, dan usus ramai-ramai mengeluarkan enzim dan beraktifitas. Bila tidak ada makanan masuk, maka lambung dan usus akan sakit, kita akan kena maag atau radang usus.
Saat puasa, kendalikan emosi
Emosi berlebihan akan menguras energi, otak akan menyerap energi cukup besar. Otak juga akan memerintahkan jantung untuk berdetak lebih cepat sehingga semakin banyak energi terkuras.
Emosi negatif akan membawa kita pada kondisi stress, yaitu kondisi emosi yang biasanya terjadi karena stimulus dari luar diri kita yang kemudian disambut dengan respons yang tidak menyeimbangi stimulus tersebut, sehingga kondisi otak akan terganggu. Stress menyebabkan otak mengkonsumsi energi dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu sudah selayaknya saat puasa kita tidak mengumbar emosi negatif seperti marah, iri, dengki, sombong, takut dll. Hadapi hal kurang menyenangkan dengan sabar.
Tumbuhkan dan tebarkan emosi positif, seperti tersenyum, optimis, membantu orang lain, melakukan amal kebaikan, bersedekah, dll.
Euphoria sebagai ekspresi kegembiraan yang diungkapkan berlebihan, juga menyedot banyak energi. Sebaiknya hadapi semua hal yang menyenangkan hati dengan bersyukur.
Semoga puasa kita diterima olehNya.
Demikian mudah-mudahan bermanfaat. Amiin.
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka waatuubu ilaika.
Syahru dalam bahasa Indonesia berarti bulan. Kata syahru disebut 12 kali dalam Al-Qur’an. Ternyata ini adalah rahasia Tuhan, bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan. Kata ayyam berarti hari-hari. Disebutkan 365 kali di dalam Al-Qur’an. Lagi-lagi ini jumlah hari dalam satu tahun lebih kurang 365. Sedangkan dalam bentuk kata tunggal kata yaum yang berarti hari, disebutkan sebanyak 30 kali di dalam Al-Qur’an. Jumlah kata itu menunjukkan banyaknya hari dalam satu bulan. Subhaanallah...Inilah matematika yang tersingkap dari Al-Qur’an. Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam 17 Ramadhan di Gua Hira, di bukit Jabal Nur dengan perantaraan Malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah pedoman hidup untuk keselamatan umat manusia di dunia dan di akhirat.
Ramadhan berasal dari sejumlah gugus kata aksara Arab. Secara harfiah berarti pembakaran. “Ramadha” berarti membakar. Secara maknawiah Ramadhan berarti masa pembakaran dosa-dosa dengan menahan lapar dan dahaga serta hal-hal yang membatalkan puasa agar terwujud sifat taqwa. Taqwa berarti kemampuan mengerjakan hal-hal yang diperintahkan Allah serta menjauhi semua larangan-Nya.
Ramadhan berasal dari akar kata Ra, Ma, Dha dan Nun. Ra maksudnya berpuasa karena “Ridhallah”, artinya puasa untuk mencari ridha Allah. Bukan karena manusia. Puasa adalah rahasia antara mukmin dengan Allah. Sebab betapa bisa seorang berbohong dia berpuasa atau tidak dan hanya dirinya serta Allah saja yang tahu. “Puasa itu untuk-Ku,” kata Allah.
Ma maksudnya “Maghfiratullah”, artinya ampunan dari Allah.
Ramadhan adalah bulan perlombaan untuk mencapai derajat taqwa. Karena sebuah perlombaan, maka ada hadiahnya. Hadiahnya adalah taqwa. Sebaik-baik pakaian atau perhiasan adalah taqwa.
Karena Ramadhan bersifat lomba tentu ada yang kalah dan ada yang menang. Yang menang biasanya berjumlah amat sedikit.
Kita tentu tidak mau kalah dalam ibadah puasa. Karena kalau kalah, sama saja dengan lapar dan dahaga yang sia-sia. Kalau hal itu yang terjadi maka kita rugi besar.
Akar kata terakhir dari Ramadhan adalah nun. Nun menyiratkan “Nikmatullah, artinya nikmat dari Allah. Bagi orang yang berpuasa, tegukan pertama ketika berbuka puasa betapa nikmatnya. Terlebih nikmat kegembiraan mendapat ridha dan surga-Nya kelak. Sesedikit apapun harta benda akan besar artinya. Bahkan secara psikologis puasa mendekatkan hubungan antara si kaya dan si miskin.
Di dalam Ramadhan juga ada malam lailatul qadar. Malam ini adalah malam kenikmatan bagi umat Muhammad SAW. Karena malam kemuliaan lebih baik nilainya dari ibadah 1000 bulan atau 84 tahun.
Hikmah puasa secara medis
Dalam keadaan normal, tubuh kita mendapatkan energi dan nutrisi yang berasal dari luar tubuh, melalui makanan, minuman dan radiasi. Bagaimana ketika kita sedang puasa di siang hari?
Ketika kita puasa di siang hari, dimana tidak ada asupan makanan, aktifitas akan membakar energi hingga habis. Pertama-tama energi diperoleh dari glukosa hasil makan (sahur). Setelah habis, energi diperoleh dari glikogen dalam darah. Bila kandungan glikogen berkurang, baru otak menyatakan lapar dan otak menyuruh kita makan. Bila kita sedang berpuasa otak akan menghidupkan program autolisis.
Apakah Autolisis itu?
Semua makhluk bumi (ular, sapi, ulat, jerapah, gajah, lebah dan semua makhluk hidup lainnya) dibekali dengan sistem (fithrah) autolisis yang khas. Secara sederhana autolisis adalah sistem automatisasi dalam tubuh yang memformat ulang kondisi tubuh ke kondisi ideal. Apa yang terjadi dengan Autolisis pada manusia?
Ketika autolisis diaktifkan, maka ia segera beraksi :
1. Autolisis akan mencari database rancangan dasar (fithrah) manusia. Secara keseluruhan ada sekitar 50 trilliun sel penyusun tubuh yang terdiri dari sekitar 200 jenis sel. Autolisi berbekal data detail setiap sel tubuh.
2. Autolisis mengerti bagaimana seharusnya kondisi sehat dari setiap jenis sel, di bagian tubuh mana seharusnya sel itu berada, berapa banyak jumlah tiap jenis sel yang ideal bagi tubuh. Selanjutnya ia akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar fithrah, mengubah asam amino dan asam laktat menjadi gula.
Bila sel-sel liar habis, ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi lemak) menjadi keton.
Dengan demikian Autolisis akan menghilangkan sel-sel rusak, mati dan benjolan tumor serta timbunan lemak yang sering menjadi sarang zat beracun.
Sistem Pencernaan istirahat
Sel-sel liar dan lemak yang telah dihancurkan akan dibawa ke hati. Saat kita puasa, hati tidak disibukkan oleh makanan hasil serapan dari usus. Oleh karena itu hati akan bekerja penuh menyaring racun-racun hasil autolisis. Yang selanjutnya racun akan dibuang keluar tubuh, disinilah proses detoksifikasi (penghilangan racun) terjadi.
Lalu darah akan dipenuhi energi dan nutrisi yang sehat dan berkualitas tinggi. Sehingga penggantian sel mati, perbaikan sel rusak, dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima. Tubuh kita segera memiliki sel-sel baru dengan kualitas fithrah, sehat dan berfungsi baik kembali.
Ketika kita berpuasa, energi yang dihemat dari sistem pencernaan, akan digunakan untuk aktifitas sistem kekebalan tubuh dan proses berpikir oleh otak.
Dengan puasa, penyakit lebih mudah disembuhkan, dengan puasa kita lebih mudah menerima pelajaran maupun saat berpikir.
Autolisis hanya terjadi dengan Niat
Autolisis hanya akan aktif bila kadar glikogen darah berkurang dan otak menyimpulkan bahwa kita lapar dan harus makan, dan kita berniat tidak makan alias berpuasa.
Autolisis tidak akan terjadi ketika tidak ada niat berpuasa, saat kita lapar otak memerintahkan organ-organ pencernaan bersiap-siap maka, liur, lambung, hati, dan usus ramai-ramai mengeluarkan enzim dan beraktifitas. Bila tidak ada makanan masuk, maka lambung dan usus akan sakit, kita akan kena maag atau radang usus.
Saat puasa, kendalikan emosi
Emosi berlebihan akan menguras energi, otak akan menyerap energi cukup besar. Otak juga akan memerintahkan jantung untuk berdetak lebih cepat sehingga semakin banyak energi terkuras.
Emosi negatif akan membawa kita pada kondisi stress, yaitu kondisi emosi yang biasanya terjadi karena stimulus dari luar diri kita yang kemudian disambut dengan respons yang tidak menyeimbangi stimulus tersebut, sehingga kondisi otak akan terganggu. Stress menyebabkan otak mengkonsumsi energi dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu sudah selayaknya saat puasa kita tidak mengumbar emosi negatif seperti marah, iri, dengki, sombong, takut dll. Hadapi hal kurang menyenangkan dengan sabar.
Tumbuhkan dan tebarkan emosi positif, seperti tersenyum, optimis, membantu orang lain, melakukan amal kebaikan, bersedekah, dll.
Euphoria sebagai ekspresi kegembiraan yang diungkapkan berlebihan, juga menyedot banyak energi. Sebaiknya hadapi semua hal yang menyenangkan hati dengan bersyukur.
Semoga puasa kita diterima olehNya.
Demikian mudah-mudahan bermanfaat. Amiin.
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka waatuubu ilaika.
0 Response to "Keajaiban Puasa"
Posting Komentar