Sakaratul Maut

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga, para sahabat dan pengikut mereka yang setia sampai hari kiamat, Amma badu :

1. Sakaratul Maut dan Kematian Kafir atau Fajir (banyak dosa)
Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari langit yang sangat keras lagi berwajah hitam sambil membawa kain yang kasar dari neraka. Para Malaikat itu duduk di samping calon mayit sejauh mata memandang.
Kemudian datang Malaikat maut dan duduk di samping kepalanya seraya berkata: "Wahai jiwa yang busuk keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah". Ruh itupun terkejut. Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang banyak cabangnya dari kain yang basah sehingga terputuslah urat-urat dan ototnya.
Malaikat itupun mengambil ruhnya dan langsung memasukkannya ke dalam kain kasar (yang dari neraka itu). Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk seperti bau paling busuk yang pernah ada dimuka bumi ini. Para Malaikat lalu membawa ruh itu naik, tiadalah melalui rombongan Malaikat melainkan mereka selalu bertanya : "Ruh siapa yang busuk ini?". Para Malaikat yang membawanya menjawab : "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di dunia. Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama di dunia. Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta.
Semua Malaikat diantara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya), juga semua Malaikat yang di langit. Ditutup untuknya pintu-pintu langit. Masing-masing penjaga pintu berdo’a kepada Allah agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya.
Tatkala telah sampai di langit dunia mereka meminta agar dibuka pintunya dan ternyata tidak dibukakan. Kemudian Rasulullah saw membacakan ayat : "Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk sorga, hingga unta masuk ke lubang jarum."(QS.Al-A’raaf : 40). Lantas Allah berfirman : "Tulislah catatan amalnya di sijjiin, di bumi yang paling bawah", Kemudian dikatakan : "Kembalikan hamba-Ku ke bumi karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya pula pada kali yang lain."
Lalu ruhnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah saw membacakan ayat : "Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS. Al-Hajj : 31). Dikembalikan ruh itu ke jasadnya sehingga ia mendengar suara alas kaki orang-orang yang pulang dari mengantar jenazahnya.
Sekarang ia sendirian di kuburnya, gelap, sempit, pengap, ada cacing, ada kalajengking. Kemudian datanglah dua Malaikat -Munkar dan Nakir-, yang sangat keras...Dua Malaikat yang sangat keras dan membentaknya serta mendudukkannya seraya bertanya : "Siapa Rabb-mu?". Ia menjawab : "Ha...ha...Saya tidak tahuuuu.". Malaikat bertanya lagi : "Apa Dien-mu?". Ia menjawab : "Ha...ha...Saya tidak tahuuuu". Kedua Malaikat itupun bertanya lagi : "Siapa orang yang diutus kepadamu?". Ia tidak tahu namanya, lalu Malaikat mengatakan : "Muhammad!". Orang itu menjawab : "Ha...ha...Saya tidak tahuuuu, saya mendengar orang-orang mengatakan itu!". Lalu dikatakan kepadanya : "Anda tidak tahu dan tidak mau membaca (belajar).". Kemudian terdengarlah seruan dari langit : "Ia berdusta, berilah ia hamparan dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke neraka.". Lalu sampailah kepadanya panas dan racun-racun neraka dan kuburnya disempitkan sehingga terpatah-patah tulang rusuknya.
Setelah itu datang kepadanya seorang yang berwajah buruk, berpakaian jelek dan berbau tidak enak seraya berkata : "Kabar buruk bagimu, ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.". Orang itu (si mayit) bertanya : "Siapa kamu? semoga Allah memberi kabar buruk kepadamu, wajahmu mendatangkan keburukan.". Ia menjawab : "Aku adalah amal burukmu, Demi Allah, aku tidak mengetahui melainkan kamu lambat dalam ketaatan kepada Allah, cepat dalam kemaksiatan, lalu Allah membalasimu dengan keburukan.". Kemudian ia (si mayit) dikuasai oleh seorang yang buta, tuli lagi bisu (maksudnya tidak berbelas kasihan) yang ditangannya ada batang besi, sekiranya dipukulkan ke gunung pasti menjadi tanah. Lalu dia memukulnya dengan sekali pukulan sehingga ia menjadi tanah, kemudian Allah mengembalikannya seperti semula. Lalu dia memukulnya lagi dengan pukulan yang lain, sehingga ia (orang kafir atau fajir) berteriak (kesakitan) dengan teriakan yang didengar oleh semua makhluk kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan untuknya pintu neraka dan ia diberi hamparan dari neraka. Ia berkata : "Ya Rabb, Janganlah terjadi kiamat.". Ia tidak ingin segera kiamat karena ia yakin akan mendapat adzab yang lebih dahsyat dari adzab kubur. Tapi, Allah telah menetapkan bahwa seseorang harus tinggal di kubur dulu, di alam barzakh, sampai kiamat besar. Setelah itu dihisab dan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuantannya. Orang kafir atau fajir akan masuk neraka jahannam yang panasnya tiada tara. Ia tidak hidup di dalamnya dengan kehidupan yang layak dan tidak pula mati yang memungkinkannya untuk beristirahat. Ia hanya merasakan siksa dan siksa. Allah sangat murka kepadanya.

2. Sakaratul Maut dan Kematian mukmin
Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari langit yang berwajah putih seakan wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayit sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah Malaikat maut dan duduklah di samping kepala calon mayit seraya berkata : " Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah." Maka keluarlah ruhnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya. Setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi dimuka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat diantara langit dan bumi menshalatinya. Demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit…Semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit. Dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya : "Ruh siapa yang wangi ini?". Para Malaikat yang membawanya menjawab : "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia. Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia. Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta di bukakan pintunya. Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu. Kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh.
Lalu Allah berfirman : "Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! "Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)" (QS. Al-Muthaffifiin : 19-20). Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan : "Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain". Ruh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya. Ketika telah dikebumikan ia mendengar suara alas kaki orang-orang yang pulang dari mengantarkan jenazahnya.
Sekarang ia sendirian di kuburnya, gelap, sempit, pengap, ada cacing, ada kalajengking. Kemudian datanglah dua Malaikat -Munkar dan Nakir-, yang sangat keras. Dua Malaikat yang sangat keras dan membentaknya serta mendudukkannya seraya bertanya : "Siapa Rabb-mu?" Ia menjawab : "Rabb-ku adalah Allah." Malaikat bertanya lagi : "Apa dien-mu?" Ia menjawab : "Dien-ku adalah Islam.". Kedua Malaikat tersebut bertanya lagi : "Siapa orang yang diutus kepadamu?" Ia menjawab : "Dia adalah Rasulullah –Shallallaahu "Alaihi Wa "Ala Alihi Wa Sallam.". Malaikat bertanya lagi : "Apa amalmu?" Ia menjawab : "Aku membaca Kitab Allah, mengimani dan mengamalkannya.". Malaikat tersebut membentaknya lagi : "Siapa Rabb-mu? Apa dien-mu? Dan siapa Nabi-mu?". Itulah ujian terakhir yang menimpa orang mukmin.
Allah berfirman : "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (dua kalimat syahadat) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." (QS. Ibrahim : 27). Ia pun menjawab : "Rabb-ku adalah Allah, dien-ku adalah Islam dan Nabi-ku adalah Muhammad –Shallallaahu "Alaihi Wa "Ala Alihi Wa Sallam.". Lalu ada seruan dari langit : "Hamba-Ku benar, berilah ia hamparan dan pakaian dari surga serta bukalah untuknya pintu surga." Datang dan sampai kepadanya kebahagiaan dan wangi surga. Kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.
Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah baik, berpakaian indah dan baunya wangi seraya berkata : "Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkan anda, kabar gembira dengan ampunan dari Allah dan surga yang penuh dengan kenikmatan selamanya, ini adalah hari yang dijanjikan kepada anda." Ia-pun bertanya : "Siapa anda ?, semoga Allah memberi kabar gembira kepada anda. Wajahmu mendatangkan kebaikan." Orang tersebut menjawab : "Aku adalah amal salehmu. Demi Allah, anda selalu bersegera dalam taat kepada Allah dan lambat dalam maksiat kepada Allah, lalu Allah-pun membalasi anda dengan kebaikan pula." Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan neraka seraya dikatakan : "Ini (neraka) adalah tempatmu jika kamu bermaksiat kapada Allah, Allah telah menggantinya dengan ini (surga)." Tatkala ia melihat ke dalam surga, ia pun berkata : "Ya Allah segerakanlah kiamat, agar aku kembali kepada keluargaku dan hartaku." Lalu dijawab : "Tenanglah (di kubur ini dulu)". Ia ingin segera kiamat agar bisa segera masuk ke dalam surga yang telah diperlihatkan kepadanya dan agar supaya bisa berkumpul dengan semua keluarganya kembali. Tapi, Allah telah menetapkan bahwa seseorang harus tinggal di kubur dulu, di alam barzakh, sampai kiamat besar. Setelah itu dihisab dan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuantannya. Orang beriman akan masuk ke dalam surga. Memandang Wajah Allah Yang Maha Mulia. Mendapatkan Ridha Allah dan Allah tidak akan pernah lagi murka kepadanya selamanya.
Inilah perjalanan hidup yang pasti kita lalui. Ini bukanlah dongeng, tapi kenyataan. Sebagai orang yang beriman, kita harus meyakini peristiwa ghaib ini.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami yang mendatangkan bencana. Ampunilah dosa-dosa kami yang merubah karunia. Ampunilah dosa-dosa kami yang menurunkan bala". Ampunilah dosa-dosa kami yang menghalangi doa. Ampunilah semua dosa yang telah kami lakukan dan semua kesalahan yang telah kami kerjakan.
Ya Allah, sungguh kami telah menganiaya diri kami, jika Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, tentulah kami termasuk orang-orang yang merugi. Ya Allah, kami telah beriman kepada-Mu, ampunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari api neraka.
Ya Allah, permudahlah sakaratul maut kami. Jadikanlah kematian kami husnul khotimah. Tolonglah kami agar kami mampu menjawab fitnah kubur dengan baik dan benar. Luaskan alam kubur kami seluas-luasnya sejauh mata memandang. Jadikanlah alam kubur kami sebagai taman diantara taman-taman surga. Permudahlah hisab kami. Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu. Berilah kami rizki memandang Wajah-Mu Yang Maha Mulia. Berikanlah kepada kami Ridha-Mu yang Engkau tidak akan pernah lagi murka kepada kami setelah itu selamanya.
Ya Allah, kami mohon kepadaMu ridhaMu dan surgaMu.
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari murkaMu dan neraka-Mu.
Ya Allah aku memohon kepada-Mu Ilmu yang bermanfaat, yang mendekatkan diri kami kepada-Mu dan kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu. Allahumma Amiin.

Demikian mudah-mudahan bermanfaat. Amiin.
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka waatuubu ilaika.

0 Response to "Sakaratul Maut"

Posting Komentar

Powered by Blogger