Takut Miskin
Alkisah, ada seorang pemuda kaya raya yang sangat kikir karena takut miskin. Saking pelitnya bahkan untuk makan sehari-hari pun dia rela hanya makan dengan sepotong ikan asin atau cukup dengan sambal terasi ssaja atau cukup dengan sebungkus mie instan, walaupun hartanya sangat melimpah.
Selain pelit, dia terkenal juga dengan akhlaqnya yang jelek dan kesombongannya yang melampaui batas. Hartanya dia taruh di dalam kamar dengan pintu dari besi dan dengan kunci yang berlapis-lapis. Disitu ada emas batangan berkilo-kilo, perhiasan emas, intan permata dan bergepok-gepok uang seratus ribuan. Karena kerjaan dia sehari-hari cuman melihat dan menghitung harta ssaja maka kalau ada yang berubah tempat sedikitpun akan ketahuan olehnya apalagi kalau sampai ada yang hilang. Dia tidak rela hartanya berkurang sedikitpun karena takut miskin dan tidak dihargai lagi oleh orang lain kalau sampai kalah kaya.
Pada suatu hari dia mau makan dan kebetulan sudah tidak ada persediaan makanan sedikitpun, akhirnya dia memutuskan untuk membeli sebungkus mie instan di warung depan rumah. Keluarlah dia dari rumahnya untuk membeli mie instan di seberang jalan. Karena sudah lapar dia langsung nyelonong saja menyeberang jalan tanpa tengak-tengok kiri kanan, tak tahunya dari arah kiri jalan sebuah sepeda motor melaju dengan kencangnya dan…..”DARRR”, tertabraklah ia dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Dirumah sakit dia mengalami koma dan setelah diperiksa ternyata dia mengalami luka dan pendarahan di kepala yang tidak ringan dan divonis dokter bahwa kemungkinan dia hidup hanya 25 %.
Dalam keadaan koma tersebut, dia merasa seolah-olah berjalan dalam suatu lorong sempit yang sangat panjang dan gelap gulita. Setelah berjalan cukup lama sampailah dia di suatu ruangan yang sempit, kotor, gelap dan di situ ada seorang lelaki tua renta, kurus kering, kudisan lagi dan baunya sangat menyengat hidung. Dengan tangan sambil menutup hidung bertanyalah dia : “Kek, saya ini lagi dimana ? kok jelek amat sih tempatnya, dan kakek ini siapa?” Jawab si Kakek : “Oh nak... ini adalah tempat peristirahatanmu untuk sementara… sebelum engkau melanjutkan perjalanan... dan aku adalah kawanmu yang akan menemanimu selama engkau disini...”. Si pemuda bertanya lagi : “Kek..., Apa tidak ada tempat yang lebih baik dari ini? dan apa tidak ada orang lain yang bisa menemani aku selain engkau?” dengan nada sinis. Si Kakek : “Tempat lain sih banyak…” sambil buka jendela ” tuh lihatlah disebelahmu..., tapi tempatmu ya sini ini... tidak boleh tuker-tuker... karena inilah tempat yang telah engkau pilih sendiri...” Dengan hati berdebar-debar dia lihatlah tempat-tempat di sekelilingnya , ada tempat yang mirip dengan tempatnya, ada tempat yang mirip hotel berbintang lima dengan pelayan yang cakep-cakep, bahkan ada tempat yang lebih jelek darinya dan dengan pelayan yang lebih menjijikkan dari si kakek tadi, akhirnya dia bertanya lagi : “Kek... sebenarnya ini tempat apa dan kapan aku memilih tempat tempat ini?”. Kata si Kakek : “Ini adalah alam kubur dan aku adalah amalmu waktu di dunia dulu... Karena didunia kamu pelit, sombong, mementingkan diri sendiri, tidak pernah beribadah, tidak pernah baca kitab suci dan tak pernah zakat dan bersodaqoh maka aku jelek begini dan tempat ini seram begini. Dan lihat tuh hartamu yang engkau timbun dulu sekarang tidak ada manfaatnya dan siap dijadikan setrikaan untuk menyetrika punggungmu itu...” si Kakek berkata sambil memegangi punggung si pemuda. Dengan wajah penuh ketakutan si pemuda meronta-ronta dan akhirnya dengan ijin Allah dia terbangun dari komanya… Dan sejak saat itu insyaflah dia dan tidak pelit lagi membelanjakan hartanya dan mengeluarkan hak-hak fakir miskin. Akhirnya dia berubah menjadi orang yang sholeh dan rajin beribadah.
Sahabat......, SEKECIL APAPUN BAGI ORANG YANG BERSYUKUR SELALU LEBIH DARI CUKUP, NAMUN SEBANYAK APAPUN BAGI ORANG YANG TAMAK TETAP SAJA MERASA KURANG.
KEMULIAAN KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH.
Demikian mudah-mudahan bermanfaat.
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka waatuubu ilaika.
Selain pelit, dia terkenal juga dengan akhlaqnya yang jelek dan kesombongannya yang melampaui batas. Hartanya dia taruh di dalam kamar dengan pintu dari besi dan dengan kunci yang berlapis-lapis. Disitu ada emas batangan berkilo-kilo, perhiasan emas, intan permata dan bergepok-gepok uang seratus ribuan. Karena kerjaan dia sehari-hari cuman melihat dan menghitung harta ssaja maka kalau ada yang berubah tempat sedikitpun akan ketahuan olehnya apalagi kalau sampai ada yang hilang. Dia tidak rela hartanya berkurang sedikitpun karena takut miskin dan tidak dihargai lagi oleh orang lain kalau sampai kalah kaya.
Pada suatu hari dia mau makan dan kebetulan sudah tidak ada persediaan makanan sedikitpun, akhirnya dia memutuskan untuk membeli sebungkus mie instan di warung depan rumah. Keluarlah dia dari rumahnya untuk membeli mie instan di seberang jalan. Karena sudah lapar dia langsung nyelonong saja menyeberang jalan tanpa tengak-tengok kiri kanan, tak tahunya dari arah kiri jalan sebuah sepeda motor melaju dengan kencangnya dan…..”DARRR”, tertabraklah ia dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Dirumah sakit dia mengalami koma dan setelah diperiksa ternyata dia mengalami luka dan pendarahan di kepala yang tidak ringan dan divonis dokter bahwa kemungkinan dia hidup hanya 25 %.
Dalam keadaan koma tersebut, dia merasa seolah-olah berjalan dalam suatu lorong sempit yang sangat panjang dan gelap gulita. Setelah berjalan cukup lama sampailah dia di suatu ruangan yang sempit, kotor, gelap dan di situ ada seorang lelaki tua renta, kurus kering, kudisan lagi dan baunya sangat menyengat hidung. Dengan tangan sambil menutup hidung bertanyalah dia : “Kek, saya ini lagi dimana ? kok jelek amat sih tempatnya, dan kakek ini siapa?” Jawab si Kakek : “Oh nak... ini adalah tempat peristirahatanmu untuk sementara… sebelum engkau melanjutkan perjalanan... dan aku adalah kawanmu yang akan menemanimu selama engkau disini...”. Si pemuda bertanya lagi : “Kek..., Apa tidak ada tempat yang lebih baik dari ini? dan apa tidak ada orang lain yang bisa menemani aku selain engkau?” dengan nada sinis. Si Kakek : “Tempat lain sih banyak…” sambil buka jendela ” tuh lihatlah disebelahmu..., tapi tempatmu ya sini ini... tidak boleh tuker-tuker... karena inilah tempat yang telah engkau pilih sendiri...” Dengan hati berdebar-debar dia lihatlah tempat-tempat di sekelilingnya , ada tempat yang mirip dengan tempatnya, ada tempat yang mirip hotel berbintang lima dengan pelayan yang cakep-cakep, bahkan ada tempat yang lebih jelek darinya dan dengan pelayan yang lebih menjijikkan dari si kakek tadi, akhirnya dia bertanya lagi : “Kek... sebenarnya ini tempat apa dan kapan aku memilih tempat tempat ini?”. Kata si Kakek : “Ini adalah alam kubur dan aku adalah amalmu waktu di dunia dulu... Karena didunia kamu pelit, sombong, mementingkan diri sendiri, tidak pernah beribadah, tidak pernah baca kitab suci dan tak pernah zakat dan bersodaqoh maka aku jelek begini dan tempat ini seram begini. Dan lihat tuh hartamu yang engkau timbun dulu sekarang tidak ada manfaatnya dan siap dijadikan setrikaan untuk menyetrika punggungmu itu...” si Kakek berkata sambil memegangi punggung si pemuda. Dengan wajah penuh ketakutan si pemuda meronta-ronta dan akhirnya dengan ijin Allah dia terbangun dari komanya… Dan sejak saat itu insyaflah dia dan tidak pelit lagi membelanjakan hartanya dan mengeluarkan hak-hak fakir miskin. Akhirnya dia berubah menjadi orang yang sholeh dan rajin beribadah.
Sahabat......, SEKECIL APAPUN BAGI ORANG YANG BERSYUKUR SELALU LEBIH DARI CUKUP, NAMUN SEBANYAK APAPUN BAGI ORANG YANG TAMAK TETAP SAJA MERASA KURANG.
KEMULIAAN KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH.
Demikian mudah-mudahan bermanfaat.
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka waatuubu ilaika.
0 Response to "Takut Miskin"
Posting Komentar